Monday, November 28, 2011

Kostum Sampah buat Teens Go Green (TGG)

foto diambil dr Ady Kristanto
 
Punya janji ma Teens Go Green (TGG), untuk ngebuat kostum sampah. Yang pastinya di pake buat kampanye mreka, seperti kampanye foto. Jadi, ni kostum ngga akan sekali pake, smoga bermanfaat untuk jangka waktu yg panjang.
Bahannya diambil dari plastik bekas kemasan seperti sabun cuci bubuk, mie instan, snack juga dari kantong kresek,
tali rafia bekas.
Ini kostum buat cewek, sengaja dibuat besar supaya bisa dipakai siapa saja. Bagian atas di buat seperti papan catur berwarna, kemudian plastik kemasan dr sisi dalam (warna perak), bawahnya adalah rumbaian kantong kresek. Ada saran untuk menambahkan sabuk cantik.. hmmm..nanti kita buat ya...

Yang ini awalnya mau dibuat penutup lengan dan leher. Tapi ngga jadi bagus hehehe *maklum lah crochetnya br blajar* akhirnya dibuat jadi topi saja....Bahannya dari plastik kresek yang di sambung menjadi semacam tali. kemudian di crochet.
Yang ini buat cowok, berbentuk rompi yg dibuat all size juga... Bahannya dari plastik kemasan mie instan, plastik kemasan yang bagian dalam (bs jd tempat menuliskan pesan kampanye). Kancingnya dibuat dari tutup botol air mineral galon, dilapis plastik kemasan minyak.

Kalo yang dibawah ini, dibuat semacam rok celemek dengan kantong-kantong. Berfungsi buat isi data/ brosur.

2 foto diatas diambil dari fotonya mba Ghali

 Ini foto jadinya... seneng deh produknya di pake... :)

*****************************************************************

Selengkapnya......

Monday, November 14, 2011

Berkreasi bersama Rumah Pintar Baiturrahman

Minggu [13/11/2011] tim creaTRASHity diberi kesempatan lagi mengisi kelas kreasi di Rumah Pintar Baiturrahman. Kegiatan atan ini merupakan kegiatan lanjutan bulan lalu, yaitu tentang kreasi keranjang koran bekas.
*******************************************************************
Kegiatan krucil-krucil [sebutan anak-anak di Rumah Pintar Baiturrahman] dimulai dengan membaca dan menulis. Buat usia 3 - 5th diberi kegiatan menggambar dan mewarnai. Setelah sekitar 15 menit, ngga perlu ditunjuk teman-teman langsung maju satu persatu untuk membacakan hasil bacaan dan tulisan singkat mereka didengarkan yang lain. Ada banyak topik yang teman-teman bacakan kali ini yaitu tentang tapir, beruang madu, arwana, enggang, hutan hujan dan savanna. Wah!! Asik sekali ya... 

Sesi kedua adalah kreasi. Kegiatan kreasi keranjang bekas dimulai dengan review cara membuat gulungan kertasnya. Kemudian, mulai deh teman-teman kecil berkreasi dengan gulungan kertas yang sudah dibuat bulan lalu. Walau diselingi istirahat dan dibantu oleh kakak-kakak volunteer. Ternyata, krucil-krucil juga jago ya mbuat keranjangnya... Salute deh... 

Selengkapnya......

Sunday, November 6, 2011

Keranjang Koran dan Pewarna dari Kunyit

Masih satu rangkaian dengan pewarna kunyit yang menghasilkan warna kuning dan penambahan air kapur untuk warna orangenya.


ini hasil yang saya dapat ketika mewarnai keranjang koran... Saya senang sekali dengan warna kuning dan orange dari kunyit bahkan ketika keranjangnya sudah dikeringkan. Hmm.. jadi semangat untuk berkreasi di kertas koran ini... :)
Selanjutnya kita coba bikin pewarna dari apa ya... 

tips : 
  • segera bersihkan blender dan peralatan lainnya, jika sdh  selesai menggunakannya (supaya getah kunyit dan warna kuning tidak melekat di blender/ alat lainnya. 
  •  jika pewarnaan sudah kering, sebaiknya langsung di finishing dengan vernish/ bahan lainnya supaya pewarna nya tidak memudar. 

Selengkapnya......

Saturday, November 5, 2011

Pewarna dari Kunyit

(karena saya lupa memoto kunyit, jd mengambil foto ini dr wikipedia)
Percobaan kali ini dengan Kunyit. Saya mencoba warnai hiasan kerudung/ pakaian/ tas (pesanan teman yang minta diwarnai dengan pewarna alam) 
Berbekal kunyit 1/2 kg, saya mencoba membuat pewarna. Setelah kunyit dibersihkan dan di blender dan disaring, saya melakukan dua perlakuan yaitu dengan air perasan kunyit saja dan yang kedua dengan penambahan kapur sirih.

Selengkapnya......

Mencoba Pewarna Alam dengan Bit

Bit emang tidak terlalu populer di Indonesia. Selain harganya cukup mahal (buat kalangan menengah), juga jarang ditemuai di pasar tradisional. Ternyata buah ini kaya akan karbohidrat yang mudah menjadi energi serta zat besi yang membantu darah mengangkut oksigen ke otak. Bit berwarna merah, warna ini disebabkan oleh gabungan pigmen ungu betasianin dan pigmen kuning betasantin. Walau harganya tidak bisa dibilang murah, karena penasaran bagaimana warna merah bit ini jika dijadikan pewarna alam maka saya membelinya juga. Dan tentu saja, saya harus belajar lebih banyak lagi ttg pewarnaan alam..... 
*******************************************************************************
Setelah Bit di cuci bersih, potong-potong kemudian di blender. Hasil blendernya disaring kemudian dibagi dua, satu ditambahkan dengan cuka, satunya lagi ditambah dengan kapur sirih. Setelah itu warnai ke keranjang yang sudah jadi, atau ke lintingan koran yang kemudian akan dibuat jadi keranjang.
Kemudian dikeringkan (pada percobaan kunyit, saya baru tahu kalau pengeringan tidak perlu langsung di bawah sinar matahari, tapi cukup di angin-anginkan). Lintingan koran yang sudah kering, bisa di pakai untuk membuat keranjang. Tapi karena warna bit tidak terlalu memuaskan hasilnya, maka saya melakukan pewarnaan yang kedua kali pada saat keranjang sudah jadi. Setelah keranjang kering, saya mulai melakukan finishing dengan mengoleskan vernish gloss ke seluruh permukaan keranjang koran. Kemudian di jemur. Vernish dilakukan 2 kali.
Jika sudah memulai, maka akan terus mencoba lagi.... untuk pewarna dr kunyit, bisa dilihat disini 
**********************************************************************

Selengkapnya......